Taman Ilmu
Karya Nur Wachid
Musim kemarau panas berkepanjangan
Musim penghujan hujan berdatangan
Itulah hebatnya dirimu
Panas hujan tetap untuk kau berdiri
Kau hanya tumpukan bata merah
Tulang mu hanya dari besi
Seindah dirimu namamu sama
Seburuk bentukmu tidak kurangi gunamu
Kaulah taman kehidupan
Tempat tertanam berjuta ilmu
Bunga merekah terlahir darimu
Hiruk pikuk pendidikan tertelan olehmu
Tanpamu semua tampak bodoh
Alangkah indahnya….
Jika dirimu berdiri dimana-mana
Tanpa ada beda di desa dan kota
Sayangnya kau bukan manusia
Kakimu tertanam di bumi
Tak bisa jalan kemana-mana
Pahlawan Pendidikan
Jika dunia kami yang dulu kosong
tak pernah kau isi
Mungkin hanya ada warna hampa, gelap
tak bisa apa-apa, tak bisa kemana-mana
Tapi kini dunia kami penuh warna
Dengan goresan garis-garis, juga kata
Yang dulu hanya jadi mimpi
Kini mulai terlihat bukan lagi mimpi
Itu karena kau yang mengajarkan
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus dilukis
Juga tentang kata yang harus dibaca
Terimakasih guruku dari hatiku
Untuk semua pejuang pendidikan
Dengan pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa
Dengan pendidikanlah nasib kita bisa dirubah
Apa yang tak mungkin kau jadikan mungkin
Hanya ucapan terakhir dari mulutku
Di hari pendidikan nasional ini
Gempitakanlah selalu jiwamu
Wahai pejuang pendidikan Indonesia
Waktu Yang Kusesali
Oleh Robiatul Adawiyah
Begitu cepat waktu berlalu
Tak terasa perjumpaan ku sudah berlalu
Sangat cepat ,Sangat menyesal ,Sangat kecewa
Teringat dalam Memori yang lalu
Menangis mengingat masa-masa yang lalu
Melukiskan canda tawa & kebahagiaan bersamamu
Sepanjang waktu berlalu
Kenapa kami baru menaruh perhatian pada Guru
Saat Guru tetah tiada
Karena di panggil oleh Sang Maha Kuasa
Begitu kejamnya kami melupakan jasa mu
Maafkan kami guru
Yang telah menggoreskan tinta hitam,di dalam hidupmu
Andaikan waktu dapat terulang
Kami berjanji akan memberikan yang terbaik bagimu
Tangisan kami hanya untukmu
Saat kami tak mengerti,
Guru yang akan menjelaskannya
Saat kami membuat kesalahan,
Guru yang menasihatinya
Saat kami mengingatmu,
Kau telah tiada
Jasamu kan abadi bersemayam di hati kami
Begitu besar perhatianmu pada kami
Yang selama ini menyusahkanmu
Hanya kata TERIMA KASIH & MAAF untuk Mu
Ayo membaca
Karya Abdul Jalil
Sesobek kertas telah diberikan
Seuntai tulisan juga berada di dalamnya
Duhai nak nan malang
Kenapa engkau diam saja?
Kenapa kertas itu hanya kau simpan?
Sungguh banyak asa terpendam
Ilmu maha luas telah tertuliskan
Namun sayang kau malas membaca
Dunia begitu luas ilmu pun begitu terbentang
Sungguh global telah berkata,
Kau ingin tahu isiku?
Kau ingin mengeri apa tentang global ini?
Malang beribu malang kau malas membaca
Duhai anak nan malang
Bangkitlah sekarang
Wawasan luas telah menantimu
Lawanlah jiawa kotormu itu
Tuk mencapai impianmu
Guruku Pahlawanku
Oleh Cindy Agustin
Sinar pagi yang cerah ..
Membuat aku bergegas untuk brngkat sekolah.
Sungguh senang hari ini,
Demi mendapat ilmu ,
aku rela berjalan kaki , untuk meraih suksesku,
Gurulah yang memberiku ilmu ,
Gurulah yang menyemangatiku,
Gurulah yang membimbing ku
Tanpa ilmu aku takkan sukses,
tidak ada guru tidak ada pula ilmu
Terima kasih guru .
Kau lah guru terhebat bagiku
kaulah pahlawan ku
pahlawan tanpa tanda jasa
Jika suatu saat nanti aku sudah menjadi sepertimu , aku akan
memberikan ilmu yang kau berikan kepada ku , untuk mereka yang
membutuhkanku,
Guru jasa mu akan selalu kukenang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar